Selasa, 23 Oktober 2012
Hidden Hikmah, Pohon Putri Malu
Pada suatu hari, Rasulullah SAW berjalan-jalan bersama puteri baginda, Saidatina Fatimah RA.
Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada Pohon Putri malu ini dari 4 aspek.
KOTA A , Kota yang terlupakan??
Tiba-tiba datang seseorang menjanjikan hadiah sebuah rumah mewah.
Lengkap dengan isinya. Kendaraan dan jaminan keperluan sepanjang hidup.
Indah dan sempurna.
Membayangkannya dapat merasa nikmatnya dan
kebahagiaan tersendiri. Rumah itu terletak di kota “A”. Orang itu
menyuruh pergi ke sana seorang diri. Sambil memberi sejumlah uang untuk
bekal dalam perjalanan hingga tercapai tujuan. Namun, di tengah-tengah
perjalanan diminta singgah sebentar di sebuah kampung.
Malangnya,
ketika sampai di kampung itu, hati terpukau dan menganggap kampung
itulah yang paling indah. Hati merasa senang... terlupa dengan pesanan
awal supaya berhenti sebentar saja.
Patutlah jika yang beri uang tadi marah karena tidak pergi ke kota yang diarahkan.
Inilah
manusia, tidak lepas dari kesilafan dan kelalaian bila matanya dikaburi
keindahan sementara. Mata dan penilaian menjadi kabur dan tertipu oleh
kekaguman yang tiba-tiba.
Kota “A” itu tiada lain adalah akhirat,
sedangkan kampung yang disinggahi itu ialah dunia ini. Allah yang Maha
Pemurah telah menjanjikan Syurga Jannatun Na’im sedangkan janjiNya
adalah benar dan ditepati, tidak akan meleset sedikit pun. Dialah juga
yang tidak pernah lupa memberi bekal kepada manusia untuk perjalanan
jauh dengan secukupnya.
Bahkan, Dia tidak pernah sembunyikan kekecewaan-Nya melihat tingkah laku kita yang tak tahu menjaga amanah.
Allah
berfirman “Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia
sedang tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai?”…(Ar-Ruum:7)
“Dan
tiadalah kehidupan di dunia ini melainkan senda gurau dan main-main.
Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka
mengetahui”. (Al-Ankabut:64)
Orang yang tahu tujuan hidup tidak akan memburu dunia, tapi Pemilik dunia itu yang dicarinya.
Orang
lain bekerja untuk mencari... (maaf tanyakan kepada mereka), tapi dia
bekerja keras untuk mencari ridha Allah. Orang itu tahu hidup dan
tujuannya.
Penyesalan banyak terjadi di akherat. Tidak mudah mempercayai meskipun al Quran yang telah mengabarkannya. Kan? Iya kan.. ? Iya?
Selasa, 19 Juli 2011
Monolog Khitbah... ^_^
Isteriku...
Apabila kusentuh telapak tanganmu... Ku usap-usap, ianya semakin kasar dan keras... Apabila kurenung wajahmu... Terpancar sinar bahagia dan ketenangan walapun kutahu... Redup matamu menyimpan satu rintihan yang memberat.. Apabila kutersentak dari pembaringan di kala fajar menyingsing ...Aku terpana karena munajatmu yang syahdu...
Isteriku...
Tatkala teman2mu sedang bersantai disamping... insan-insan tersayang di dunia ciptaan mereka... Engkau bahagia mengorbankan seluruh detik-detikmu... Hanyasanya untuk Islam... Tatkala lengan-lengan mereka dibaluti...Perbagai hiasan yang indah... Leher2 mereka memberat dilingkari dengan kilauan emas permata... Pakaian-pakaian mereka anggun persis puteri kayangan....Wajah mereka dililit perbagai warna dan merk terkenal...
Kau umpama ladang ummah...
Kau menginfakkan seluruh jiwa dan raga demi kebangkitan Islam...
Kau tak pernah bersungut, mengeluh, meminta-minta ampun maupun mengadu Tatkala mereka berlomba-lomba mengejar pangkat dan nama... Kau tegap menjulang nama dengan pengaduanmu di sisi yang Esa...
Isteriku...
Bukan aku tidak mampu membelikan barang dan hiasan-hiasan tersebut...
Tetapi istriku..
Aku masih ingat takala aku mengkhitbahmu untuk menjadi suri dan seri kamar hatiku...
Kamu melafadkan, " Saya mau menjadi sayap kiri perjuangan saudara tetapi dengan syarat..." Kau tersenyum sambil menghela nafas dalam-dalam...
Aku termangu sendirian...
Syarat apakah itu? Bungalowkah? Mahar yang mahal kah? mobil yang ,mewah kah? perabot mahal kah? atau honeymoon ke paris kah? perabot italikah?... katakan... Aku mampu memberikan... Lamanya kau mengumpul kekuatan untuk berkata...
Akhirnya ..Ahh.. Permintaanmu itu... Pasti ditertawakan oleh kerabat dan teman-teman kita... Aku tergamam serta Kelu... Dengan penuh keyakinan kau berkata...
"Saudara, mampukah saudara menjadikan saya sebagai istri yang kedua saudara?... mampukah saudara menjadikan Islam sebagai istri pertama saudara yang lebih perlukan perhatian?... Mampukah saudara meletakkan kepentingan Islam melebihi segala-galanya termasuk urusan-urusan dunia?...
Mampukah saudara menjual diri saudara semata-mata karena Islam?... Mampukah saudara berkorban meninggalkan kelezatan dunia? Mampukah saudara menjadikan Islam laksana bara api... Saudara perlu menggenggamnya agar bara api itu terus menyala...
Mampukah saudara menjadi lilin yang rela membakar diri untuk Islam... Bukannya seperti lampu yang bisa di"on"kan bila perlu dan di"off"kan bila tidak... Mampukah saudara mendengar hinaan, cacian,, fitnah yang bakal dilontarkan kepada saudara karena perjuangan saudara.. Dan... mampukah saudara menjadikan saya istri seorang pejuang yang tidak dimanjai dengan fatamorgana dunia?...
Aduuh!! Banyaknya syarat2 itu istriku...
Namun aku menerima syarta2 tersebut karena aku tahu... Jiwamu kososng dari surga dunia...Karena aku tahu kau mampu mengubah dunia ini dengan iman dan akhlakmu... Bukannya kau yang diubah oleh dunia...
Istriku
akhirnya jadilah engkau penolong setiaku sebagai nahkoda mengemudi bahtera kehidupan kita... Susah senang kita tempuh bersama..Aku terharu dengan segala kebaikanmu... Kau jaga akhlakmu.. Kau pelihara maruahmu selaku muslimah... Kau tak perlu mengeluh apabila sering ditinggalkan oleh tugas nafkah dan Islam..
Cerdasnya engkau mendidik anak-anak...
Kau kenalkan mereka dengan Allah, Rasul SAW, serta pejuang Islam... Kau titipkan semangat mereka sebagai generasi pelapis jundullah... kau asuh mereka membaca Al Quran... Malah kau temani mereka mengulang kaji pelajaran di kala menjelang ujian...
Istriku...
Barangkali inilah kebenaran ungkapan : Tangan yang mengayun buaian bisa menggoncang dunia... SEPERTI KAMU..
_mutiara amaly_
Senin, 20 Juni 2011
Skripsi... Skripsi...
Senin, 13 Juni 2011
Ikhwan Sejati
Seorang remaja pria bertanya pada ibunya
Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati
Sang ibu tersenyum dan menjawab
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar
Tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya
Ikhwan sejati bukan dilihat dari suaranya yang lantang
Tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya
Tetapi sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia dihormati di tempat kerja
Tetapi bagaimana ia dihormati di dalam rumah
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan
Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang
Tetapi dari hati di balik itu
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja
Tetapi dari komitmenya terhadap akhwat yang dicintainya
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dari jumlah barbel yang dibebankan
Tetapi dari tabahnya ia menjalani lika-liku kehidupan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Al`Quran
Tetapi dari konsistensinya dia menjalankan apa yang ia baca
Setelah itu, ia kembali bertanya
“Siapakah yang dapat memenuhi criteria seperti itu, ibu ?”
sang ibu memberinya buku dan berkata
“pelajari tentang dia”
ia pun mengambil buku itu
“MUHAMMAD”, judul yang tertulis di buku itu
Minggu, 12 Juni 2011
Nasyid perpisahan untuk Mahasiswa UNS di Univ Utara Malaysia
Kedatangan UNS di Univ Utara Malaysia, 2-4 Juni 2010
Dibawah ini Nasyid yang dinyanyikan Mahasiswa2 malaysia ketika mahasiswa dari UNS akan meninggalkan Univ Utara Malaysia...dalam acara perpisahan setelah workshop enterpreneurship... hmm
...
Pertemuan kita di suatu hari
Menitikkan ukhuwah yang sejati
Bersyukurku kehadap Illahi
Di atas jalinan yang suci
Namun kini perpisahan yang terjadi
Dugaan yang menimpa diri
Bersabarlah diatas suratan
Kutetap pergi jua
Kan kuutuskan salam ingatanku
Dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Alloh bantulah hamba-Mu
Mencari hidayah dari pada-Mu
Dalam mendidikan kesabaranku
Ya Alloh tabahkan hati hamba-Mu
Diatas perpisahan ini Teman betapa pilunya hatiku
Menghadapi perpisahan ini
Pahit manis perjuangan
Telah kita rasa bersama
Semoga Allah meredhoi
Persahabatan dan perpisahan ini
Teruskan perjuangan
Kan kuutuskan salam ingatanku
Dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Alloh bantulah hamba-Mu
Senyuman yang tersirat di bibirmu
Menjadi ingatan setiap waktu Tanda kemesraan bersimpul padu
Kenangku di dalam doamu
Semoga... Tuhan berkatimu
Brother- Doa Perpisahan
nice to meet u all my malaysia student...
Many Cases in Mind is The Hidden "Hikmah"
A lot of "HIKMAH" can we take, in every second, every time, every moment, every breath that blows, every eye blink, every foot step, every hand that waved, every creature that moves. ONLY we can TAFAKUR and TADABUR or not in the development of our lives. Always careful to respond to something like "Shinichi Kudho with many cases in his mind". Bismillah & Mardhotillah